Gedung sate bandung merupakah salah satu obyek
wisata di kota bandung yang
terkenal. Gedung yang berdiri kokoh dari jaman kolonial belanda hingga sekarang
ini mempunyai cirri khas berupa ornament tusuk sate. Dalam perjalanan sejarah gedung sate bandung memiliki sejarah yang sangat panjang.
Pada masa hindia belanda gedung sate disebut gouvernements bedrijeven. selama
kurun waktu 4 tahun pada bulan September 1924 berhasil diselesaikan pembangunan
induk bangunan utama Gouverments Bedrijven, termasuk kantor pusat PTT (Pos,
Telepon dan Telegraf dan Perpustakaan)
Sejarah Gedung Sate Bandung
Gedung Sate, dengan ciri khasnya berupa ornamen tusuk sate pada
menara sentralnya, telah lama menjadi penanda atau markah tanah Kota Bandung
yang tidak saja dikenal masyarakat di Jawa Barat, namun juga seluruh Indonesia
bahkan model bangunan itu dijadikan objek wisata Indonesia pertanda bagi
beberapa bangunan dan tanda-tanda objek wisata di Jawa Barat. Misalnya bentuk
gedung bagian depan Stasiun Kereta Api Tasikmalaya. Mulai dibangun tahun 1920,
gedung berwarna putih ini masih berdiri kokoh namun anggun dan kini berfungsi
sebagai gedung pusat pemerintahan Jawa Barat dan juga bisa dijadikan referensi
tempat wisata Indonesia.
Gedung Sate yang pada masa Hindia Belanda itu disebut
Gouvernements Bedrijven (GB), peletakan batu pertama dilakukan oleh Johanna
Catherina Coops, puteri sulung Walikota Bandung, B. Coops dan Petronella
Roelofsen, mewakili Gubernur Jenderal di Batavia, J.P. Graaf van Limburg Stirum
pada tanggal 27 Juli 1920, Gedung Sate Bandung merupakan hasil perencanaan
sebuah tim yang terdiri dari Ir.J.Gerber, arsitek muda kenamaan lulusan
Fakultas Teknik Delft Nederland, Ir. Eh. De Roo dan Ir. G. Hendriks serta pihak
Gemeente van Bandoeng, diketuai Kol. Pur. VL. Slors dengan melibatkan 2000
pekerja, 150 orang diantaranya pemahat, atau ahli bongpay pengukir batu nisan
dan pengukir kayu berkebangsaan China yang berasal dari Konghu atau Kanton,
dibantu tukang batu, kuli aduk dan peladen yang berasal dari penduduk Kampung
Sekeloa, Kampung Coblong Dago, Kampung Gandok dan Kampung Cibarengkok, yang sebelumnya
mereka menggarap Gedong Sirap (Kampus ITB) dan Gedong Papak (Balai Kota
Bandung).
Dalam sejarah Gedung Sate, selama kurun waktu 4 tahun pada bulan
September 1924 berhasil diselesaikan pembangunan induk bangunan utama
Gouverments Bedrijven, termasuk kantor pusat PTT (Pos, Telepon dan Telegraf dan
Perpustakaan.
Arsitektur Gedung Sate merupakan hasil karya arsitek Ir. J.Gerber
dan kelompoknya yang tidak terlepas dari masukan maestro arsitek Belanda
Dr.Hendrik Petrus, yang bernuansakan wajah arsitektur tradisional Nusantara
berciri wisata Indonesia.
Banyak kalangan arsitek dan
ahli bangunan menyatakan Gedung Sate adalah
salah satu tempat wisata Bandung yang
memiliki bangunan monumental yang anggun mempesona dengan gaya arsitektur unik
mengarah kepada bentuk gaya arsitektur Indo-Eropa, (Indo Europeeschen
architectuur stijl). Selain gedung sate, bandung juga kaya akan obyek wisata
yang tidak kalah menarik.



Tidak ada komentar:
Posting Komentar